27 Okt 2011

Si Lincah Safa

Pernahkah anda bekerja di kantor sambil mengajak anak-anak bermain?
Jawabannya, aku pernah.

Aku bekerja di sebuah perusahaan (perseorangan) yang bergerak di bidang jaringan fiber optik. Suasana kantornya benar-benar seperti di rumah, jadi aku memang berasa tinggal di rumah sendiri. Teman-teman kantornya pun seru-seru, termasuk anak-anak kecil yang suka mondar-mandir di hadapanku.

Safa. Itulah namanya. Gadis kecil berambut keriting berumur sekitar 5 tahunan itu adalah salah satu cucu dari pemilik perusahaan tempatku bekerja. Dia adalah anak yang sangat lincah. Paling tidak, itu menurut pendapatku. Setiap Safa datang, pasti manggil aku "Teh Icha!!!" ucapnya dengan penuh semangat sambil loncat-loncat.

Safa selalu mengajakku main game di komputer. Terkadang aku menolaknya karena memang sedang kerja hehe, tapi seringnya aku ikut menemaninya bermain. Safa sering bertanya ini dan itu padaku, bingung juga menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang selalu dilontarkan Safa, padahal sederhana saja, misalnya "Teh Icha udah makan belum" atau "Kenapa belum makan?", "Teh Icha, maen game yuk!!"

Lihat saja gayanya hehe :D

Safa selalu bermain dengan saudara sepupunya yang seumuran, dia biasa memanggilnya dengan sebutan kakak. Dua anak kecil ini sering banget berantem, entah itu adu mulut atau adu jotos heheh jelas ini hanya gurauanku saja. Kalau sudah berantem, salah satu pasti ada yang menangis dan inilah saatnya aku beraksi jadi baby sitter yang siap tempur menghadapi tingkah polah anak kecil yang sulit dimengerti.

Tips canggih untuk mendamaikan suasana di antara anak kecil yang sedang perang dingin menurut versiku hanya memberikan sebungkus wafer, coklat atau susu kotak pada anak-anak lucu ini. Dijamin langsung akur lagi. Tapi kalau kebetulan aku tidak bawa cemilan, terpaksa menggunakan cara tradisional hehe.

aku juga pernah mengajari Safa membaca, dia belum bisa membaca. Huft, susahnya mengajari anak membaca. Jangankan membaca, menghafal angka saja sepertinya begitu sulit untuknya. Berarti, untuk jadi seorang ibu itu benar-benar butuh kesabaran tingkat tinggi. aku harus dengan sabar, itu intinya. 

Si Lincah ini juga suka bergaya!!

Selain belajar membaca, kami juga suka iseng menggambar pemandangan menggunakan software paint di komputer. Safa begitu antusias dengan gambarnya, padahal aku cuma menggambar gunung. Gambar khas anak TK.

Anak kecil tidak bisa dihadapi dengan emosi. Ketika si anak berbuat nakal, jangan dibentak, cobalah untuk membuat suasana yang bisa membuat si anak merasa nyaman. Ketika si anak menangis, hiburlah dengan hal-hal yang mungkin disukainya. 

Aku belum menjadi seorang ibu, tapi tentu suatu saat aku ingin sekali jadi seorang ibu. Kebetulan aku juga suka anak kecil hehe. Mengasuh anak kecil itu memang sedikit merepotkan tapi juga menyenangkan. Jangan lupa kalau kita juga pernah menjadi anak kecil yang nakal (^..^)



Yuk Mariii :)


Cerita ini diikutsertakan dalam Giveaway "Anakku Sayang" oleh Rumah Mauna

4 komentar:

  1. terima kasih atas partisipasi sahabat. anda telah tercatat sebagai peserta giveaway pertama rumahmauna "anakku sayang".

    BalasHapus
  2. Wah udah kerja toh mbak ca ya :)
    hhi..
    asik nih.bisa ditraktir tiap bulan kayaknya kalo kita deketan rumah.
    #ngarep

    Good luck :)

    BalasHapus
  3. icha. komenku ilang yah.

    terima kasih atas partisipasi sahabat. anda telah tercatat sebagai peserta giveaway pertama rumahmauna "anakku sayang".

    BalasHapus
  4. @mauna: gak ilang kok hehehehe....cm perlu dimoderasi aja :)

    @ucank: iye donk gaya pan wkwkkwkkkw :D
    silakan maen k Bandung :D

    BalasHapus

was wes wos...^^

Welcome Home Anta!

Cek cerita hilangnya Anta DI SINI Sekitar 2 minggu yang lalu, di malam Jumat yang syahdu, notifikasi HP berdering berkali-kali. Si pecint...