Sebelumnya Ca Ya mau ngucapin Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bagi yang menjalankan hehehe....
Selama ini, yang ada di pikiranku tentang warisan adalah uang atau tanah. Biasanya sih begitu. Dan kalau kamu adalah seorang sinetron mania, maka kamu akan sangat sering mendapat cerita tentang perebutan harta warisan. Cerita semacam ini juga banyak terjadi di dunia nyata. Warisan dengan jumlah melimpah akan menjadi rebutan, ingin mendapat 'jatah' yang lebih banyak. Padahal, pembagian warisan sudah ada aturan yang ditetapkan, khususnya dalam Islam.
Nah, bagaimana dengan warisan dunia maya?
Terinspirasi dari artikel VOA yang berjudul "Siapa Pewaris Akun Dunia Maya setelah Anda Meninggal?" tanggal 12 Juli 2012 yang berisi tentang kekhawatiran terkait masalah hukum dan etika, yang dapat membuat keluarga dan teman yang ditinggalkan frustasi ketika mencoba mendapatkan kontrol atas akun-akun internet almarhum/ah.
Ini bisa menjadi masalah yang cukup besar ketika akun seseorang yang sudah meninggal disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu. Bisa saja, kan? Ada beberapa hal yang menurutku mungkin saja terjadi penyelewengan atas akun seseorang yang telah meninggal. Cekidot:
1. Misalnya si Baba telah meninggal dan meninggalkan beberapa akun dunia mayanya. Tiba-tiba ada seseorang yang tak bertanggung jawab mencoba mengendalikan akun si Baba. Tujuannya untuk menakut-nakuti teman-teman Baba, seolah-olah akun Baba dikendalikan oleh hantunya Baba. Siapa yang tahu? Seseorang itu bisa temannya Baba yang tahu username dan password-nya, bisa juga hacker, bisa juga si mantan Baba heu. Kemungkinan besar memang yang melakukan adalah orang yang tak suka pada Baba.
2. Seperti berita di artikel VOA tsb bahwa sempat terjadi kasus meninggalnya seorang remaja karena bunuh diri. Penyebabnya tidak diketahui. Orang tuanya pun yakin bahwa jawabannya ada di akun jejaring sosialnya. Tapi mereka tak bisa membukanya.
3. Perkara meninggal itu pasti. Bayangkan jika ada 100 pemilik akun meninggal, berarti akan ada 100 'sampah' akun dunia maya yang tertinggal. Tentunya akan jadi mubazir dan sebaiknya di deactive saja. Dalam hal ini, diperlukan Ahli waris akun dunia maya.
4. Jika dipikir secara sederhana, pemberian warisan akun dunia maya dilakukan dengan memberikan data akun digital anda kepada orang yang benar-benar dipercaya. Barangkali dalam hal ini orang tua atau saudara kandung atau saudara terdekat.
5. Pemilik akun sejatinya juga bisa memberikan wasiat kepada seseorang yang ia percaya untuk 'melanjutkan' atau menjalankan kembali akun digitalnya. Tidak masalah jika digunakan dengan baik dan sesuai aturan. Gak bermaksud lebay tapi untuk kenyamanan bersama.
6. Jika banyak akun digital yang tak terpakai, maka bisa dipastikan akan muncul komentar-komentar atau spamer yang bertebaran dan akan terlihat seperti kuburan virtual. Mengerikan juga, ya hmmm....
7. Penyalahgunaan akun digital akan sangat merugikan, terutama jika pemiliknya sudah meninggal. Kalau begini, tak tenanglah arwah si pemilik akun :(
~o~
Setelah kupikir-pikir, sepertinya kita harus mulai merencanakan masa depan akun digital kita hehe. Aku punya seorang teman kuliah yang telah meninggal dan sering sekali aku melihat akun facebook-nya masih terpajang jelas di home-ku, di bagian "orang yang mungkin anda tahu" hehe. Kebetulan kami tak berteman di Facebook. Entah rasanya seperti apa tapi aneh saja hehe. Untuk orang yang memang sudah tahu bahwa dia meninggal, pasti melihatnya seperti kuburan, apalagi Foto Profile-nya adalah foto dirinya. Sedih.
Dan alangkah baiknya jika akun digital digunakan dengan sebaik-baiknya. Berusaha untuk tidak mengeluh atau membuat status/tulisan yang tak seharusnya, tidak meng-upload foto yang kurang pantas, tidak menjadikan social networking sebagai media perang, saling ejek, saling menjatuhkan dsb.
Dengan begitu, akun digital kita tidak akan meninggalkan sesuatu yang buruk kelak jika sudah meninggal. Tulis saja hal-hal yang baik dan bermanfaat. Itu akan lebih membuat kita dikenang karena hal-hal baik dan bukan sebaliknya. Dan aku pun belajar untuk itu :)
Semoga kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama :) AMIN
Yuk Mariii \(~..~)/
sumber gambar dan referensi
wah wah wah
BalasHapuskyk habis ini lngsung ke kelurahan buat ngurus izin pewaris akun digital saya.. hehehe
hahahha cm butuh KTP kok :D
Hapuswaduuh KTP digitalQ belon jdi tuh mbak... heheh :D
Hapushaha bener banget nih musti gurus dulu biar amannn :p
Hapuswew, hampir shock bacanya, kalo bokap punya facebook, terus itu warisan satu-satunya, udah gitu temennya alay, mati gue.
BalasHapusHehehe
apa kabar mbak ca ya.hehe
*cengengesan*
hahahha kreatip tuh :D
Hapuskabar bae *ikut cengengesan*
wahh,,,jangan sampai anakku nanti bertengkar cuma karna ngerebut warisan dunia maya peninggalanku -_-
BalasHapusnah bikin wasiat dlu deh :D
Hapus*brb bikin surat wasiat*
BalasHapusmikir : siapa ya yang kira2 cocok jadi ahli waris akun fesbuk, twitter, email, dan blog aku? :S ngg..
#abaikan
nah siapa ya?
Hapusayo pikir2 xixixi
bikin surat wasiat aja yg isinya warisan username & password jejaring social dan account virtual kita..wkwkwkwk
BalasHapusnah iya itu lebih hemat :D dan gak bakal jd rebutan hahhahha
Hapusayo cari orang yang dipercaya buat tahu username dan password account sosnet kita, saling tukeran, jadi kalau salah satu ada yang duluan bisa mendeletekan akunnya
BalasHapusBener banget.. banyak akun sampah jadinya...
BalasHapuscontohnya aja saya pernah mau buat blog dengan nama blablabla... tapi ternyata udah ada.. dan blog itu udah gak ke update dari tahun 2006... parah kan (-__-"
Wah, bener, Mbak..
BalasHapusAku malah baru kepikiran, loh..
Bisa jadi pelajaran buatku biar gag gampang nulis waktu lagi emosi..
Artikelnya bagus, Mbak :)
Pernah ada teman yang meninggal, sering eksis di facebook.
BalasHapusSekarang di facebooknya selalu muncul wall-wallan dari teman dan pacarnya.
Yah, katanya mereka kangen dan sebagaianya.
Sungguh, sy merinding...
Iya, sepertinya memang butuh alhi waris akun dumai, biar nggak terjadi seperti yang dipaparkan di atas :)
BalasHapuslucu juga ya ada ahli waris duma, tapi kalo dipikir2 ada benarnya juga...
BalasHapusKalau pakai aturan islam, 1/3 akun sosial untuk wanita dan 2/3 pria, gimana baginya pada anak cucu kita? hahaha
BalasHapusTulis saja hal-hal yang baik dan bermanfaat. Itu akan lebih membuat kita dikenang karena hal-hal baik dan bukan sebaliknya. Dan aku pun belajar untuk itu :)
BalasHapusSETUJUUUUUH!!
*siap-siap nulis surat wasiat*
hahaha :D
BalasHapussuka nieh artikel.. biasa tapi menarik (loh)
Aduh, saya jadi langsung terpikir, siapa orang yang bisa saya percayai untuk mengurus akun-akun saya di dunia maya jika sudah tiada nanti.. Hmmm.. *memeras otak
BalasHapusnumpang nyimak artikel gan,,
BalasHapus