Bagiku, guru adalah orang tua kedua. Guru adalah orang tuaku saat aku berada di sekolah. Tak ada orang tua yang tak sayang pada anaknya, begitu juga dengan guru, tak ada seorang guru pun yang tak sayang pada muridnya. Seorang guru tak hanya berprofesi sebagai pengajar. Tanggung jawab seorang guru itu sungguh besar. Bagaimana seorang guru dapat mendidik murid-muridnya hingga kelak menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara. Berlebihan? Oh, tentu tidak.
Pernah dimarahi guru?
jawab: sering
Hmm, aku termasuk golongan anak bandel. Lari sana, lari sini, lompat sana, lompat sini, yang pasti aku bukan poconggg yang jago lompat-lompat. Suatu hari saat masih SD, aku ikut lomba menari (percaya gak?). Bisa dipastikan, setiap latihan, aku pasti dimarahi karena gerakan menariku yang amburadul gak jelas (percaya donk ya). Setiap kena marah guru, aku cuma menunduk saja, malu! yoi! teman-temanku yang lain gak pernah dimarahi, kenapa cuma aku???
Aku menang lomba menari.
What???menang???masa seh??
BENERAN!
Semua teman-temanku terheran-heran. Aku yang tiap latihan dimarahi kenapa bisa menang? jawabannya, meneketehe! Saat itu, aku sangat berterima kasih pada pak guruku yang senantiasa memarahiku. Aku tahu kata-kata marah itu semata-mata agar aku bisa menari dengan baik. Anak SD mana pernah mikir kayak gitu?!
Aku pernah tak masuk sekolah selama 50 hari. Sengaja tidak diulang supaya gak mengagetkan. Saat itu kakekku tersayang meninggal. Aku tinggal di Gorontalo (cari di peta!) dan kakek tinggal di Bandung. Pastinya, saat aku sekeluarga datang, kakek sudah dimakamkan #nangis. Kakekku bukan seorang guru dalam arti sebenarnya, tapi aku menyebut kakekku, guru kehidupan. Why?
Setiap aku bertemu dengan kakek, beliau selalu tersenyum. Sungguh aku tak pernah melihat beliau marah. Ini seingatku saja ya. Saat kakek meninggal, aku masih kelas 3 SD. Ingatan masa kecilku sangat terbatas hehe.
Entah kenapa, di setiap sekolah, ada saja guru galak haha. Galak dalam arti luas yah. Suatu hari saat aku SMP, aku pernah ditegur karena sesuatu hal yang salah dalam catatan PPKN-ku. Apakah itu?
Aku menuliskan SOSBUT, yang seharusnya SOSBUD (Sosial Budaya). Bayangkan!
"Apa ini? SOSBUT??SOSIAL BUTAYA???"
Demi apa coba?demi seluruh komik yang ada di gramed deh, asli maluuu banget nget ngeeetttt. Tidak hanya aku siiih yang kena omel gara-gara catetan! bu guru PPKN-ku emang rada galak hehe, tapi rupanya aku kangen juga :* . Bu, maafkan diriku yang bandel ini yaaa hehe.
Buku catatan matematikaku dilempar oleh guru.
Lagi-lagi soal buku catatan -____-"
Terkadang aku heran dengan sistem pendidikan jaman dahulu kala. Kenapa semua isi buku paket tuh harus disalin ulang di buku tulis???terus buku paketnya buat apaaaa???yang lebih hebohnya lagi, kenapa kalau catatannya tuh beda DIKIT dari yang di buku paket tuh langsung kena omel bertubi-tubi???kenapaaa???
Well, aku sih cuma agak kesel ajah, tapi mungkin ada pesan terselubung dibalik acara penyalinan buku paket. Mungkin biar kita pada baca bbuku kali ya. Kalau nyalin, otomatis dibaca donk heu.
Stres deh. Itu cuma uneg-uneg-ku yang selalu kusimpan sedari dulu. Biarlah, toh udah lewat hehe. Entah bagaimana dengan sistem pendidikan saat ini. Aku juga gak begitu mau tahu. Tapi sepertinya udah sangat banyak kemajuan. Harus donk!
Tiap guru memiliki karakteristik dan cara mengajar yang berbeda. Bahkan banyak kasus kekerasan yang melibatkan guru. Hoaallloooo jelas ini akan merusak nama baik seorang guru! seringlah muncul di TV, berita seorang murid dipukuli gurunya atau seorang guru meminta uang pada murid-muridnya dll dll dll
No no no, guru tidak seperti itu. Aku begitu menghargai jerih payah seorang guru yang mau sabar ngadepin bocah-bocah gemblung yang kadang gak tahu aturan. WTA banget deh. Tapi guru juga manusia, punya emosi, bisa marah, bisa kesel, tinggal bagaimana seorang guru dapat mengatasi emosinya, jangan sampai mengorbankan murid-muridnya.
Hmm...gimana dengan istilah anak kesayangan guru?
Sudah banyak fenomena-fenomena goib seputar istilah 'anak kesayangan guru'. Aku juga pernah merasakan. Bukan merasakan jadi anak kesayangan guru, tapi melihat teman sendiri yang menjadi anak kesayangan guru. Enak banget kayaknya, nilainya selalu bagus, selalu dipercaya meriksa lembar kerja siswa, padahal kan kita setara. WTA lagi deh.
Dosen juga termasuk guru?
Emmm...iya menurutku, kan sama-sama ngajar hehe #datar. Menurutku sih, kalau dosen tuh lebih ke fasilitator ajah. Cuma kenyataannya, kita termasuk aku nih masih butuh asupan ilmu dari dosen, susah untuk nyari asupan sendiri heu, apalagi nyari duit he.
Secara umum, kita harus tetap menghargai usaha seorang guru. Susah lho yang namanya mentransfer ilmu. Susah juga mencari metode pengajaran agar murid-murid cepet ngerti dan susah juga menahan amarah dan kesabaran kalau ngeliat anak-anak nakal, kayak aku inih huehue.
Secara spesial, aku ucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk bapak ibu guruku dan dosenku yang senantiasa sabar mengajariku dalam berbagai hal, gak cuma akademik saja. Terima kasih untuk bapak ibu guruku dan dosenku yang senantiasa memarahiku ketika aku nakal. Jasa-jasa para pengajarku tak akan pernah kulupakan. Semoga suatu hari nanti, aku bisa bertemu dengan para pahlawan pendidikanku dan aku bisa menunjukkan bahwa usaha mereka tak sia-sia selama mendidikku. AMIN....
"Selamat Hari Guru"
Yuk Mariii
Cat: WTA= what the asyem