Hmmm....di tahun 2013 cuma ada 3 postingan dan tahun 2014 cuma ada 9 postingan. Lumayan peningkatan hehe. Permasalahannya adalah, di tahun 2012 ada 90 postingan, bahkan di tahun 2011 ada 112 postingan. Itu artinya....saya mau bilang, di situ kadang saya kesyal.
Flashback *wuuuuuuussshhhh*
Tahun 2013 adalah tahun riweuh (baca: rempong cyiiiin) buat saya. Kebetulan, saya melanjutkan pendidikan sarjana sejak tahun 2011 dan tahun 2013 adalah saat paling pas untuk menggarap skripsi. Iya, ini kebetulan yang sudah direncanakan.
Saya mulai menggarap skripsi kira-kira sejak bulan Maret 2013. FYI, saya kuliah sambil kerja. Sebelumnya, saat sedang senggang di kantor, saya bisa asoy geboy ngisi-ngisi blog, bikin cerpen, ikut lomba sana sini (walaupun jarang.banget.menang), gabung di komunitas penulis dan blogger. Saya cukup menikmati aktivitas saya meskipun amat padat. Pagi sampai sore kerja, malam kuliah, begitu terus selama 2 tahun. Dan saat tahun 2013, aktivitas saya agak sedikit berubah.
Mulai tegang....
Rutinitas ngisi blog, aktif di komunitas dan ikut lomba sana sini menjadi tak terjangkau lagi karena saya fokus dalam menggarap skripsi. Saya selalu merengek-rengek, "Pokoknya harus lulus tahun ini!!!"
Ngomong, sih gampang, tapi nyatanya.........
Pernah selama kurang lebih 2 minggu saya tidak menyentuh skripsi sama sekali karena tuntutan pekerjaan yang mengkambing buta (membabi buta terlalu mainstream ah). Hampir saja saya menyerah dan resign kerja, eh tapi gak jadi haha. Setelah 2 minggu absen nyekripsi, saya kembali ngebut pelan-pelan (?). Sedikit demi sedikit, bab demi bab saya setor ke pembimbing saya yang Alhamdulillah sangat ketje sekali (Trims Pak Yasmi).
Perkembangan skripsi saya cukup okelah, walaupun aplikasi berbasis desktop yang saya buat masih saja error (ini yang bikin gueh kesyeeelll!!!). Waktu semakin mepet, tidak terasa sudah musim seminar. Suatu hari, Kamis, tanggal berapanya lupa, pokoknya Kamis deh, saya mendapat kabar kalau Bapak saya tercintah masuk rumah sakit, kena serangan jantung.
Menangislah saya....
FYI, Kamis, Bapak masuk rumah sakit dan hari Senin saya seminar akhir. Ya Allah, ujian kembali datang. Setroooonglah, Cha!
Sebelumnya, Bapak dibawa ke rumah sakit di Padalarang, lalu dirujuk ke rumah sakit di Kota Bandung. Karena posisinya saya sedang kerja, maka saya akan langsung ke rumah sakit kota saja sambil berharap-harap cemas. Saya juga masih sempat nonton seminar teman (ijin kerja). Setelah seminar usai, saya langsung ngibrit ke rumah sakit. Betapa baiknya teman-teman saya mau mengantar.
Terima kasih Genk D'Jambanz
Jangan dulu nanya kenapa nama genk-nya jam...ah sudahlah, itu topik lain lagi. Setelah sampai di rumah sakit, di situlah akhirnya bisa lihat langsung kondisi Bapak. Nangis kejerlah saya. Saya cium tangan Bapak tapi Bapak gak ngomong apa-apa, hanya tergolek lemah. Saya cuma bilang, "Makanya Bapak jangan ngerokok lagi hiks hiks." kataku sambil terisak.
Eh, eikeh malah diomelin emak...
"Jangan nangis di depan Bapak, harus tetep senyum, daritadi ibu sama adek juga gak nangis." Tegur ibu sambil menahan tangisnya. Bapak diharuskan untuk memasang ring di jantungnya. Penjelasan secara medisnya kurang ngerti, initnya jantungnya dipasang sesuatu berbentuk cincin amat kecil yang berguna untuk 'membuka jalur' darah yang tersumbat di pembuluh darah. CMIIW.
Yang saya inginkan saat itu hanyalah kesembuhan Bapak. Saat itu, skripsi tidak saya pikirkan, tapi setelah dipikir ulang, saya harus tetap lulus tepat waktu. Untuk itu, saya harus mengorbankan tenaga saya. Jarak rumah sakit dan rumah cukup jauh, hampir setiap hari saya harus bolak balik ke rumah untuk membawa pakaian dll, mengurus administrasi rumah sakit dll. Beruntung saya masih kos di Dago yang cukup dekat dengan rumah sakit jadi adik saya bisa istirahat di kos sedangkan ibu saya standby di rumah sakit.
Sepertinya perjuangan saya mondar-mandir gak karuan (plus ijin kerja beberapa hari) tidaklah sia-sia. Operasi pemasangan ring di jantung Bapak berjalan lancar tetapi masih dalam perawatan intensif.
Alhamdulillah legaaaa rasanyo ambo....
Ibu saya meminta saya untuk kembali nyekripsi. Okelah, saya kembali ngebut nyekripsi dan untungnya teman-teman Genk D'Jambanz selalu siap membantu xixixi. Minggu malam, emm lebih tepatnya tengah malam, saya capcus nge-print skripsi 3 rangkap. Iya loh tengah malem, untung aja banyak tempat ngeprint 24 jam hehe.
Bismillah, saya siap seminar Senin siang...
Ya gak siap-siap amat sebenernya. Yakin saja deh karena saya sudah berusaha, kan, Bapak juga makin membaik, jadi harus semongat dunz bhay.
Senin sekitar jam 7 pagi, saya bantuin temen saya dulu nyiapin seminarnya sekalian nonton seminarnya juga haha karena kebetulan pembimbingnya sama.
Langsung cuss ke jam 1 siang
Saya seminar jam setengah 2 siang, jam 1 sudah siap-siap. Proyektor oke, laptop bisa nyala (hahahaha), pokoke udah bisa tampil di tembok dan siap tempur. Saya pun ngibrit buat ngecek penguji dan pembimbing. Dua penguji saya sudah standby dan ketika saya mencari Pak Pembimbing.....beliau tidak ada. Saya sms tidak dibalas, di tlp gak diangkat.
Ono opo meneh ikiiiii :(
Berkali-kali saya tlp tidak diangkat. Oh Nooooo Bapak kemaneeeeeee siiiiiihhh udah setengah duaaaaaa huaaaaa (nangis bawang). Saya cuma bisa nangkring di depan pintu kelas (penonton udah siap) sambil manyun. Salah seorang teman saya cuma nepukin pundak saya dan bilang "Sabar, Cha, tunggu aja."
Apa seminarnya bakal ditunda? Gak mauuuuuuuuuuu :(
Waktu sudah menunjukan pukul 2 siang dan seorang peserta seminar lainnya mendatangi saya, "Kak, sebentar lagi giliran saya seminar, gimana nih?" Saya mencoba berpikir keras berharap ada jalan keluar.
"Yasudah, nanti kalau sudah waktunya kamu seminar, mulai aja gak papa kok." Usul saya yang tak bisa berbuat apa-apa karena jatah seminar saya cuma 45 menit.
Pasrah sepasrah pasrahnya
Dan saat jatah waktu seminar saya habis, pembimbing saya datang.
LEGA tapi khawatir....
Khawatir beliau akan bilang kalau seminar saya ditunda, tapi ternyata......
"Ayo seminar!" Seru Pak Dosen dengan wajah berkeringan. Mungkin habis maraton.
"Tapi waktunya sudah habis, Pak." Keluh saya ragu.
"Gak papa, lanjut aja." Pak Dosen memberikan secercah harapan dan semangat bagi saya, si gadis Jambanz (abaikan kata terakhir).
Akhirnya saya bisa seminaaaaaaaarrrr.........
Sama sekali di luar ekspektasi saya. Seminar berjalan sangat lancar. Kenapa saya bilang sangat lancar? Karena saya cuma dijejali 1 pertanyaan dari penguji dan selesai. Krik krik. Iya, paling cuma kurang dari 15 menit. Katakan HOREEEEEEE. Padahal saya cengok begete hahahaha.
SENENG PALA BELBI
Teman-teman saya pun meneriaki saya, mendatangi saya, dan menjitak-jitak kepala saya. Antara senang karena temannya sukses setelah melewati berbagai macam gundukan atau kesal karena seminarnya terlalu lancar dan mereka envy gitu hahahahaha.
فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman [55] )
Seneng banget rasanya. Habis itu, saya langsung burur-buru ke rumah sakit dengan membawa kabar gembira kalau kulit manggis kini ada ekstraknya seminar saya sukseeeesss huehehhehehe. Tentu saya Bapak dan Ibu serta adek senang bukan kepalang. Bapak semakin membaik, saya selesai seminar, dan bisa maju sidang dan......lulus, kan, ya? hehe
Apa yang selalu diusahakan, memang tidak akan ada yang sia-sia. Begitulah yang saya rasakan selama tahun 2013. Sangat bersyukur juga akhirnya saya bisa wisuda. Happy ending?
Cerita tahun 2014......
Yuk Mariiiii ~