Tahun 1995, tepatnya aku masih berumur 6 tahun. Kala itu aku mulai menginjakkan kaki di tanah Sulawesi. Bapakku di pindah tugaskan ke Kota Gorontalo, Sulawesi Utara. Sebelumnya, kami tinggal di Yogyakarta. Sejak lahir, aku selalu tinggal di tanah Jawa, orang tuaku pun berdarah Jawa, jadi tinggal di Sulawesi adalah pengalaman pertama kami.
Gorontalo...penuh dengan delman, kalau di sana biasa disebut bendi. Jumlah bendi di Gorontalo ibarat jumlah angkot di Bandung *sangat banyak* jadi tak heran jika di setiap meter jalan raya terdapat hiasan kotoran kuda mulai dari kotoran fresh sampai kotoran kering *tutup idung karena bauuu*
Aku, bapak dan ibuku sama sekali belum mengenal seluk beluk kota ini, yaiyalah orang baru pertama kali kesini kok!! Berhubung kami belum punya tempat tinggal atau kontrakan jadi sementara tinggal di penginapan deh. Karena dulu belum krismon jadi harga-harga sembako termasuk harga penginapan pun masih aduhai murahnya.
Jalan-jalan ngapalin jalan tengok kanan tengok kiri kuda semuaaaa..populasi kuda di Gorontalo memang luar biasa, mungkin juga ada ternak kuda kali ya. Masyarakat Gorontalo pun memang membutuhkan sarana angkutan umum tenaga hewan ini. Tapiii kasian kudanya kalau dicambuk-cambuk gituuu :(.
Hmm hmm hmmm...aku mulai masuk TK baruku, seragam baru, teman baru, guru baru dan...it's my new life!!! Aku sekolah di TK Shandy Putra. Anehnya, aku tak sampai setengah tahun sekolah disitu karena sudah diperbolehkan masuk SD. Sebelumnya, peraturan sekolah TK di Yogyakarta mengharuskan siswanya untuk mengenyam pendidikan TK selama 2 tahun. Nah kalau di Gorontalo, barang siapa yang sudah bisa membaca dan menulis, silakan bawa anak-anak anda ke sekolah dasar aka SD!! *ngusir nih yee haha*
Cerita punya cerita dari ibuku, katanya sih waktu itu, aku udah bisa baca tulis jadii langsung aja dueh masuk SD, ngapain juga lama-lama di TK qiqiqiqi. Well, akhirnya aku ganti seragam lagi, jadi putih merah deh. Aku sekolah di SDN 47 Gorontalo, katanya sih sekolah paporit (baca:favorit). Sayang nih gak ada foto'a. Maklumlah, dulu kan belon jaman'a camdig, masih kamera roll hihihihi...
Nah, akhirnya kami tinggal di sebuah rumah kontrakan nan sederhana, pokok'a yang penting bisa tidur deh hehe..yah,,tetanggaan ama sawah (mudah-mudahan gak ada uler!). Baagaimanakah kisah selanjutnya???jangan kemana-kemana tetap di Opera Van Javaa...!! #EAAAAA...hihihi....to be continued dlu deh^^
Yuk Mariii :D
Gorontalo...penuh dengan delman, kalau di sana biasa disebut bendi. Jumlah bendi di Gorontalo ibarat jumlah angkot di Bandung *sangat banyak* jadi tak heran jika di setiap meter jalan raya terdapat hiasan kotoran kuda mulai dari kotoran fresh sampai kotoran kering *tutup idung karena bauuu*
Aku, bapak dan ibuku sama sekali belum mengenal seluk beluk kota ini, yaiyalah orang baru pertama kali kesini kok!! Berhubung kami belum punya tempat tinggal atau kontrakan jadi sementara tinggal di penginapan deh. Karena dulu belum krismon jadi harga-harga sembako termasuk harga penginapan pun masih aduhai murahnya.
Jalan-jalan ngapalin jalan tengok kanan tengok kiri kuda semuaaaa..populasi kuda di Gorontalo memang luar biasa, mungkin juga ada ternak kuda kali ya. Masyarakat Gorontalo pun memang membutuhkan sarana angkutan umum tenaga hewan ini. Tapiii kasian kudanya kalau dicambuk-cambuk gituuu :(.
Hmm hmm hmmm...aku mulai masuk TK baruku, seragam baru, teman baru, guru baru dan...it's my new life!!! Aku sekolah di TK Shandy Putra. Anehnya, aku tak sampai setengah tahun sekolah disitu karena sudah diperbolehkan masuk SD. Sebelumnya, peraturan sekolah TK di Yogyakarta mengharuskan siswanya untuk mengenyam pendidikan TK selama 2 tahun. Nah kalau di Gorontalo, barang siapa yang sudah bisa membaca dan menulis, silakan bawa anak-anak anda ke sekolah dasar aka SD!! *ngusir nih yee haha*
Cerita punya cerita dari ibuku, katanya sih waktu itu, aku udah bisa baca tulis jadii langsung aja dueh masuk SD, ngapain juga lama-lama di TK qiqiqiqi. Well, akhirnya aku ganti seragam lagi, jadi putih merah deh. Aku sekolah di SDN 47 Gorontalo, katanya sih sekolah paporit (baca:favorit). Sayang nih gak ada foto'a. Maklumlah, dulu kan belon jaman'a camdig, masih kamera roll hihihihi...
Nah, akhirnya kami tinggal di sebuah rumah kontrakan nan sederhana, pokok'a yang penting bisa tidur deh hehe..yah,,tetanggaan ama sawah (mudah-mudahan gak ada uler!). Baagaimanakah kisah selanjutnya???jangan kemana-kemana tetap di Opera Van Javaa...!! #EAAAAA...hihihi....to be continued dlu deh^^
Yuk Mariii :D
aku mau berkunjung ke gorontalo tapi kapan ya, salam kenal dari blogger priangan
BalasHapushehehe silakan berkunjung kpn saja^^ ... skrg Gorontalo udh jauh lebih maju ketimbang dahulu saat sy masih menetap disana^^ *liad di tipi hehe*
BalasHapuswihh pernah ke sulawesi rupanya
BalasHapusnapa gk singgah ke tempat gue di sulawesi tenggara -___-" heuheuehu