<----- Juned
Juned melihat Anjari, si kembang desa sedang menyiram bunga di halaman rumahnya. Anjari menyiram bunga sambil bersiul riang gembira. Juned tersepona. Anjari biasa saja.
Juned menyapa Anjari dari luar pagar.
"Hai Anjari. Boleh kenalan?" sapa Juned.
Entah kesambet tuyul darimana, Juned mengajak kenalan, tapi sudah duluan manggil namanya. Bodoh. Anjari hanya mengangguk pelan sambil tersenyum. Juned mabuk kepayang menatap senyuman maut Anjari.
Keesokan harinya, Juned membawa seikat bunga yang dipetik dari rumahnya. Entah dari rumahnya atau rumah tetangganya alias nyolong. Hanya Tuhan yang tahu. Juned kembali menghampiri Anjari yang kini sedang memotong-motong dan merapikan tanaman hiasnya.
"Anjari, maukah kau menerima seikat bunga ini dariku?" Juned menggombal.
Anjari hanya mengangguk seperti biasa. Ia lalu menerima seikat bunga dari Juned, mencium aromanya sejenak, lalu Anjari batuk-batuk. Juned meringis sekaligus terpana melihat wajah Anjari yang ternyata aneh kalau lagi batuk.
Juned pulang dengan perasaan melayang. Selama perjalanan pulang, Juned melompat-lompat sambil bersiul mengikuti irama hatinya.
Juned tak mau ambil resiko "keduluan". Juned harus bergerak cepat. Ia berencana melamar Anjari.
Keesokan harinya........
Juned mengenakan setelan jas sewaan, lengkap dengan bunga mawar bohongan di saku jasnya. Rambut dibuat tegak nyaingin tokoh Dragon Ball, sepatu pantovel kinclong hasil malak dari sobatnya, kaos kaki bekas kakaknya dan parfum dapet minta bapaknya. Model kere begini mau melamar cewek. Sungguh Teerrlaaaluuu.
Juned melangkah dengan pasti menuju rumah Anjari. Kebetulan, Anjari sedang duduk di teras. Juned tak mau basa-basi. Tancap gas.
"Anjari.." sapa Juned kalem.
Anjari membalas dengan senyum mautnya. Juned keburu kelepek-kelepek.
"Anjari, kau sungguh cantik hari ini." rayu Juned.
Anjari membalas dengan senyum mautnya kembali. Juned terkapar.
"Anjari, sungguh kau beruntung bila mau menerima pinanganku. Menikahlah denganku." pinta Juned kepedean.
Anjari membalas dengan senyum penuh tanda tanya. Antara ingin nolak dan ingin ngakak. Mana yang baik?
Tiba-tiba ibu Anjari menghampiri mereka.
Ibu Anjari hanya memberikan isyarat pada Anjari agar masuk ke dalam. Juned kelimpungan.
"Tante, saya kan sedang usaha nih." kata Juned berusaha menahan.
"Makanya tante hentikan sebelum terjadi perang antar kampung." jelas ibu Anjari.
"Loh kenapa tante?"
"Mau kamu ngelamar Anjari pake toa di depan kupingnya, dia gak bakal denger, wong Anjari tuli!"
Juned mangap. Angin sepoi-sepoi serasa begitu menjepit kupingnya. Bunganya pun layu. Kasihan Juned.
-FF terakhir hiks-
Yuk Mariii
Kenalan tapi udah tau namanya. Kayak gini ya. Mbak Icha, kenalan dong. Namamu siapa? :P
BalasHapusKasihan ya juned,, nikahi saja Ibu Anjari,, haha :D
BalasHapushahaha ..
BalasHapusbikin aku ketawa sendirian.
kasian si jUneD ..
menikahlah denganku, Ka Ca Yaaa :D
BalasHapushaha....kalo gitu suruh lamar pake bahasa isyarat aja.
BalasHapus@Una: wkwkw iya mba gtu :D
BalasHapus@Cucu: ahahahha udah uzur ah :p
@Admirer: iya poor Juned hahha
@Nur: wkwkwkkw emm gmn ya :D
@Urang: sygnya Juned bru bljr basa ucing :D
wahahahaaaaa... udah romantis-romantisnya ternyataa si juned tuli... wkwkwk
BalasHapus