-Fantasy Fiction-
Retina gemetar saat melihat sehelai daun, jatuh dari pohon. Retina segera berlari menuju rumahnya yang tak begitu jauh dari lokasi pohon tersebut. Retina masuk ke rumah, menyalakan televisi, mencari channel berita. Mata Retina terbelalak ketika melihat berita kematian yang ternyata berasal dari desanya.
"Seorang gadis remaja, tewas tertabrak truk.........." pembawa acara berita itu menceritakan kronologis peristiwa kecelakaan lalu lintas di sebuah kota kecil bernama, Mata.
"Satu helai daun jatuh berarti satu korban meninggal" bisik Retina pada dirinya sendiri.
Retina bergegas keluar rumah dan segera berlari menuju pohon keramat itu yang berada di sebuah taman tak terawat. Retina mengatur nafas sejenak setelah berlari sambil mengamati tiap helai daun di pohon itu. Retina melihat sesuatu yang tersangkut di atas pohon. Tanpa pikir panjang, Retina memanjat pohon untuk mengambil sesuatu yang tersangkut itu. Selembar kertas.
"Daun baru=bayi, daun kuning=dewasa, daun kering=tua." Retina mengernyitkan dahi dan kemudian mengangguk pelan. Retina kembali berpikir, bagaimana caranya untuk menghentikan daun-daun ini agar tidak jatuh. Retina pergi sejenak dan kemudian kembali dengan membawa selotip dan gunting.
Retina menyelotip daun-daun muda karena Retina tak ingin ada anak kecil meninggal.
"Tuhan, aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku...." Retina tak melanjutkan kata-katanya karena tanpa disangka, tiba-tiba angin bertiup kencang.
"Ah, angin!" teriak Retina panik. Retina tahu bahwa angin ini bisa merontokkan seluruh dedaunan pohon ini meski diikat sekencang apa pun dan itu berarti....
"Tunggu dulu, hei angiiinn...berhentiiiii......." Retina memandangi dedaunan yang bergoyang hebat dan kemudian berguguran hingga hanya menyisakan satu daun saja di pohon itu.
Retina tak bisa berbuat apa pun hingga angin kencang berhenti. Satu-satunya daun yang masih menempel di pohon itu diberi selotip oleh Retina, meski ia tahu bahwa usahanya akan sia-sia.
Sehelai kertas terbang dan jatuh tepat di hadapannya.
"Ini bukan judul terakhir." kata Retina ketika membaca isi kertas tersebut.
Retina memanjat pohon hingga di cabang tertinggi. Retina bisa melihat kondisi Kota Mata yang saat ini ia tinggali. Sepi. Kosong. Tak berpenghuni. Retina menyadari satu hal...
"Daun terakhir ini adalah diriku. Aku adalah judul terakhir. Retina"
-Maunya belum tamat-
Yuk Mariii
Subhanallah yah.. ide nya keren2, Nay kalo jadi jurinya pasti kelabakan cari pemenang kontes ini :)
BalasHapusguud luk sista..
@Belo: wah haahha..kbetulan aye emg lg ngubek2 ide di otak bwt cerita fiksi fantasi nih coy *garuk2 kaki*...nah ini percobaan nyahahhahha
BalasHapusca ya, bagus lhooo ceritanya, tapi aku boleh saran gaaa? ^^ hehehe.
BalasHapuscoba kalo diungkapkan hubungan antara retina dan nyawa dari 'daun-daun' itu, pasti lebih kerasa emosi-nya. hehehe. makasiii :-*
@Suci: heheh aduuhhh mkasii sarannya :D maklum,,,ini ide super dadakan dan tanpa pikir panjang hihihihi...ini pgn dibikin nopelnya euy,,mkanya coba2 versi pendeknya dlu heu..
BalasHapusmakasiiiii^^