Menyimpan rasa rindu diam-diam itu sungguh menyesakkan dada! terlebih lagi, kalau orang yang kita rindukan itu berada ratusan kilo meter dari samping kita. Well, sudah beda kota lho. Long Distance Relationship tak membuat hatiku goyah sejengkal pun. Emm....sejak kapan hatiku suka goyah gayuh?? (itu goyang gayung!!)
Aku memberanikan diri menulis sepucuk surat untuknya. Bukan surat cinta. Alah, surat cinta itu udah kuno, nggak gaul. Aku buat surat rindu. Isinya tentang segala kerinduan yang telah bertumpuk dan akhirnya menjadi setinggi gunung kilimanjaro. Kutuliskan detil kerinduanku hingga kertasnya sobek. Yah :((
Kembali kutulis ulang surat rinduku untuknya. Entah karena aku nulisnya sambil koprol atau kayang, kertasnya selalu sobek. Kutulis ulang, sobek lagi, tulis lagi, sobek lagi. Capek. Akhirnya, kuputuskan untuk menggantinya dengan kertas yang tak biasa. Kertas Karton. Tapi lagi-lagi sobek. Jelas saja sobek, kertas kartonnya kubawa saat aku mandi. Galau.
Setelah seminggu lamanya, akhirnya surat rinduku selesai sempurna. Ujung-ujungnya pakai kertas biasa saja. Miris. Kukirimkan surat itu melalui jasa pos kilat petir, sampainya cepat, hanya semalam saja (smile).
Keesokan harinya, wajahku kusam kusut. Aku dapat tugas dari Pak Boss. Aku diminta untuk segera ke Bogor. Well, Bogor adalah habitat si dia. Capek-capek bikin surat selama seminggu dan baru kukirimkan kemarin dan sekarang aku ke Bogor. Rugi donk bayar jasa pos kilat petir.
Sampai di Bogor dan temu rindu si dia......
Kami sedang duduk bersama di sebuah warung ketoprak. Dan apa yang terjadi? aku melihatnya membuka sebuah surat! aduh! mau disimpen dimana kakiku???eh, mukaku??
"Wajahnya berseri-seri. Apa dia tersanjung saat membaca suratku, ya." bisikku dalam hati.
Tapi, aku melihat ada yang berbeda. Kertas surat itu bukan kertas yang kupakai saat menulis surat untuknya.
"Ah, surat siapa gerangan itu?" tanyaku pelan. Dia tetap asik membaca suratnya sambil senyam-senyum.
"Eh, tadi kamu tanya apa?" tanya dia dengan senyum.
"Emm..surat itu...."
"Memangnya kenapa dengan surat ini?"
"Rupanya surat itu memang bukan dariku." bisikku kembali dalam hati.
"Maaf, surat itu dari siapa? sepertinya kamu terseponi selama baca surat itu." kataku lesu.
"Ooohh, ini." dia menunjukkan suratnya. "Ini surat dari Pak Boss, katanya, aku bakal dapet bonus bulan ini! B-O-N-U-S!! YES!!!"
"................" aku diam membisu.melongo.mangap.mematung
Surat dariku ternyata BELUM DIBACA
-Tamat-
Yuk Mariii
kalau bener BONUS mah mantap banget tuh,tapi kalau surat SP ( waduh ) bisa gila tuh dampak'a secara langsung maupun kagak langsung
BalasHapusIni flash fiction apa flash non-fiction? :P
BalasHapus@Andy: hahahha dampaknya maha dahsyat :D
BalasHapus@mbaUna: itu finction..bneran deh ><
dapet bonus..?? traktirlah..traktirlah..:D :p
BalasHapus@Belo: fiksi woy fiksi hahahha :D :D :D
BalasHapusBhuahahahahahahahaha
BalasHapusSurat Bonus lebih berharga y ca?? wkwkwkwkwkwk
@Anjar: nyahahhhaha fiksi woy...fiksiiii :))
BalasHapus